4 Komentar

Indonesian » Weekly Photo Challenge: Intricate (Rumit)


Dau-20131128-02393

Fungus from microscope

No matter how epic everything human made, nothing compared to what does nature give to look, nothing compared to what has god created for us. That is just a simple shoot from my microscope that shows how intricate fungus is. One single organism is built by a lot of cell, that’s just epic – for me.

Learning about plant microbiology gives me so much experiences to see beautiful and amazing look of cells and stems and every parts of plants. It makes me always remember that “Me, You, and They are just made from simple cells. We are the same”

PING!!! http://dailypost.wordpress.com/2015/05/01/intricate/

another Intricate shoots

Weekly photo challenge : Intricate #iphoneography | Captured With My Phone

Up Close to See Their Hearts | From Hiding to Blogging

Weekly Photo Challenge: Intricate | UNGEMALTES

weekly photo challenge: intricate | Matt von P

Symmetry | Through the Lens

Weekly Photo Challenge: Intricate | JGTravels

2 Komentar

Revolusi Banner FB Agro UMM’ 13 Selama 4 Semester


logo

Secara nyata, Maulz bukan orang yang seneng basa basi.. Tapi tiap kali nulis ginian selalu masukin prolog yang entah ada yang mau baca atau enggak.. Nggak cuma prolognya aja, badan tulisan ini pun belum tentu ada yang sudi melirik. Tapi, menulis bagi Maulz bukan suatu hal yang “kamu harus baca”, ini adalah cara ekspresi diri sendiri. So, seberapa penting dan bermanfaat tulisan ini bagi orang lain bukan hal yang harus Maulz permasalahkan 😛

Desain, bagi Maulz hanya sekedar hobi. Yah, dulunya desain menjadi pekerjaan untuk menghasilkan uang sebelum kuliah di jurusan Agroteknologi ini. Hanya sekedar berbagi dan syukur-syukur ada yang memberi saran agar lebih baik. Lebih senang lagi jika apa yang Maulz kerjakan ini menjadi inspirasi bagi kawan-kawan yang juga sehobi sama Maulz.

  •  Desain Pertama

banner1Masih baru banget kenal kawan-kawan satu kelas. Bahkan belum semua nama teringat di kepala. Namun, sudah banyak kegiatan yang sering dilakukan bareng-bareng dan memberi inspirasi membuat banner model ini.

  • Selamat Tahun Baru

banner2Sekedar mencoba tema “Tahun Baru” memberi inspirasi membuat desain model ini. Masih di semester satu dan secara teknis masih sangat kasar dalam desainnya 😀

  • Semester 2

banner3Hanya bertahan beberapa minggu, desain ini memberikan nuansa close up pada dunia tanaman. Belajar menyatukan tulisan pada gambar tiga dimensi.

  • Windows 8 Theme

banner4Menciptakan ide yang murni itu sulit. Namun, ide dapat datang dari mana saja. Maulz baru menginstall Windows 8.1, dan surfacenya memberi inpirasi untuk banner semester 2 ini.

  • Kartun Style

bannerBkin kartun di salah satu situs web komik dan menjadikannya sebagai ikon kelas.. Hasilnya lumayan 🙂

  • Simple Design

banner5Mulai seneng sama desain yang simpel-simple dan jadilah desain banner yang satu ini.

  • 17 Banner

17 bannerMulai mengenal baik Corel Draw dan menggemari desain yang simpel-simpel. Pas dengan HUT RI ke 69 memberi inspirasi mengganti banner grup dengan yang satu ini.

  • Typography

banner6Desain dengan model tipografi terlihat lebih elegan dan keren. Desainnya simpel tapi tetep aja terlihat keren. hahahaha

  • Selamat Tahun Baru 2015

banner7Mengusung tema “Love Color”, desain banner tahun baru 2015 dibuat sesimpel mungkin. Tapi tetep mengandung keindahan dan keceriaan 😛

  • Semester 4

Banner8Semakin ke depan, semakin simpel mencari ide desain. Seperti yang satu ini, dan ini adalah banner terakhir yang Maulz buat. Kemungkinan akan mengganti dengan yang baru lebih akan lama lagi.

Sekali lagi, hanya sekedar berbagi inspirasi dan menyalurkan ide dan karya. Mohon maaf jika ada kesamaan ide, yah setidaknya nggak ada ide yang bener=bener murni. Maulz mengadopsi istilah “ATM” yaitu Amati, Tiru dan Modifikasi. 😀

8 Komentar

Indonesian » Weekly Photo Challenge: Scale (Skala)


DSC_0127

I compared danboo with people at the background

Scale, I even don’t know what is it even mean. In simple way, I think that is about comparing the size of two or more objects. But, it is not just about that. By looking at the other wordpress blogs, I found many ideas to explore what are “scale” mean from my perspective. I captured this photo at Malang Car Free Day. There were so many kind of souvenir we could buy there. I love this one, it’s really cute.

Pengunjung melewati lereng

People look so small there

I think what I captured above shows what is scale mean. Scale is also about how small or how big you look I think. I captured this photo when I trip to Bromo. I found this and it looked amazing for me.

Tangga yang menuju ke puncak gunung

What do you think?

That is just a stair (is it called stairs? – o nevermind). It’s kinda shows the other mean of scale. You know, we can see that. It’s hard for me to explain, but you can decide.

DSC_0129

You look so small in this world to the others

“Scale” bonus. Just for record, Scale is not always about how to compare physical size. When I saw this couple the beg for money and no one paid attention, I realized how small they are.

– photo by M. Salasanto

PING!!! Scale

Another scale photos from my friends over the world

2 Komentar

Investasi Cepat Saji untuk Cepat Mati


IMG-20140529-02905 (1944 x 1458)

Beli pas kemaren. Jarang-jarang nih makan di sini. Enak sih, cuma porsi belinya pas udah gajian aja ya. Sesekali baik hati dan nraktir temen 😀

 Di negeri sendiri, makakan cepat saji itu identik dengan makanan “orang kaya”. Gimana enggak, harganya selangit dan tempatnya juga elit. Tentu saja yang Maulz maksud makanan cepat saji di sini adalah makanan cepat saji ala luar negeri, to be honest makanan di KFC misalnya, McD, Burger King dan kawan-kawannya, minuman seperti Coca-Cola, Pepsi, dan minuman soda lainnya atau yang lebih dikenal sama mereka yaitu fast food atau junk food (kalo minuman jatuhnya jadi soft drink, tapi sama aja). Makan cepat saji ini juga merupakan sumber berbagai penyakit, dan banyak jenis penyakitnya pun juga sering diistilahkan “penyakit orang kaya”. Kalo makanan cepat saji negeri kita, ya ga usah dibahas, udah murah, sehat pula, gado-gado misalnya, banyak sayur toh.

Dalam artikel yang ditulis oleh Idhotul Badiah di Bestari (opini edisi 318), disebutkan bahwa fast food dapat dibagi dalam tiga kategori. Pertama, yang memiliki dampak buruk karena tinggi kandungan garam, lemak dan gula. Kedua, yang tidak memiliki dampak baik maupun buruk. Ketiga, yang baik dikonsumsi sebagai energi dan kesehatan tubuh.

Nah, junk food termasuk kategori fast food tipe pertama. Mari kita gunain junk food aja untuk ngebahas itu, lebih pantas. Junk food, kalo di Indonesiakan artinya makanan sampah (junk = sampah; food = makanan), maksudnya makanan yang nggak bikin sehat, banyak lemak, gula, tentunya jadi sumber penyakit. Makanan yang masuk anggota junk food antara lain hamburger, kentang goreng, hot dog, gorengan lainnya, snack, makanan kalengan, permen, minuman soda, makakan dengan pewarna, pemanis dan pengawet buatan.

Diambil dari berbagai sumber, konsumsi junk food terlebih pada yang berlebihan dapat menyebabkan metabolisme tubuh terganggu akibat insulin yang tidak terkontrol, hipertensi dan diabetes pada anak jika dikonsumsi ibu mengandung, kanker payudara, hiperaktif pada anak, obesitas, hipertensi, pengerasan pembuluh darah, penyakit jantung koroner, Stroke, merusak hati, hingga penurunan IQ pada anak.

Negara dengan tingkat obesitas terbesar di dunia adalah Arab Saudi (35,6%), diikuti Meksiko (32,8%) dan Amerika Serikat (31,8%).

Hal ini berarti, junk food merupakan investasi cepat saji untuk sepat mati. Semakin banyak orang yang bergantung pada junk food, ya maka semakin banyak pula penyakit yang ditanamkan.

Lalu, kenapa sih banyak yang milih mengkonsumsi junk food?

Jika kita melihat perkembangannya di Indonesia, konsumsi junk food tidak sebanyak di negara lain. Konsumsi di restoran junk food masih dinilai berkelas dan dikonsumsi orang-orang yang memang punya “uang lebih”. Beberapa alasan memilih restoran junk food di Indonesia adalah karena tempatnya yang bersih dan nyaman, proses penyajiannya cepat, menu yang disajikan bervariasi, berkelas, serta pelayanan yang baik.

Alasan konsumsi junk food seperti snack dan minuman soda, rasanya yang enak dan banyak pilihan rasa membuatnya banyak digemari terutama oleh anak-anak, belum lagi makanan ini sangat mudah temukan tidak hanya di pasar swalayan atau mall, tapi juga di pasar tradisional.

Walaupun berbahaya bagi kesehatan terutama bahaya akibat obesitas, di Indonesia sendiri anak yang menderita obesitas akibat junk food masih tergolong rendah. Data dari Departemen Kesehatan pada tahun 1993 menyatakan bahwa jumlah penderita obesitas meningkat menjadi 6,3% untuk anak laki-laki dan 8% untuk anak perempuan. Hasil survey Departemen Kesehatan juga menunjukkan bahwa pada umur 40-49 tahun, wanita yang mengalami overweight berkisar antara 30%-49% .Data baru yang dikumpulkan oleh Himpunan Obesitas Indonesia tahun 2008 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas untuk anak-anak pada sejumlah Sekolah Dasar di Indonesia adalah 12% menderita obesitas dan 9% kegemukan dari 1.730 anak.

Salah satu film dokumenter menarik tentang junk food berjudul Fed Up karya Stephanie Soechtig. Dalam film tersebut disebutkan bahwa pada tahun 2010, 2 dari 3 warga Amerika mengalami obesitas atau kegemukan. Saat ini, 30% dari seluruh warga Amerika mengalami obesitas, dan 40% terindikasi obesitas.

Hal ini termasuk miris jika kita bandingkan dengan konsumsi makanan nenek dan kakek kita. Dahulu, mereka nggak kenal junk food dan makanan cepat saji lainnya. Bahan makanan diolah sendiri nggak pake bahan tambahan instan dan hasilnya, banyak diantara kamu yang masih melihat betapa kuatnya mereka hingga saat ini. Bandingkan dengan banyak orang saat ini, di mana belum terlalu tua tapi sudah mengidap diabetes dan penyakit jantung. Tidak lain dan tidak bukan, konsumsi makanan memberi pengaruh yang besar terhadap hal itu.

Apa yang dapat kita lakukan?

Tentunya menjaga pola makan. Menghindari makanan instan dan makanan cepat saji lainnya. Masak sendiri lebih baik. Satu hal yang harus selalu diingat, hidup sehat dengan makanan sehat itu murah, murah banget malah.

Dikutip dari film Fed Up, ada beberapa tantangan yang dapat dikerjakan buat ngurangin resiko yang ditimbulkan akibat junk food diantaranya: (1) nggak mengkonsumsi gula selama 10 hari, (2) hindari makanan instan, (3) lihat komposisi makanan kemasan dan jangan beli makanan dengan komposisi yang kamu nggak kenal, (4) buatkan bekal buat anak, di sekolah banyak makanan instan, dan (5) banyak minum air putih.

Tinggalkan komentar

Capturing the Words : Parking


DSC_0059After a long journey, you need rest. Park your body and your soul at place you comfortable with. No need to worry, you will be okay wherever you go. God always be with you, I am here and I am always with you.

Tinggalkan komentar

Penyakit Busuk Lunak pada Anggrek


Penyakit busuk lunak pada tanaman anggrek (Orchidaceae) disebabkan oleh bakteri Pseudomonas viridiflava.

Bakteri Pseudomonas viridiflava termasuk dalam genus Pseudomonas spp. Bentuknya berupa batang lurus, tidak mempunyai kapsul, dan tidak berspora dengan ukuran 0,5 X 1-3nm, dan termasuk dalam gram negatif. Ciri lainnya yaitu bakteri bergerak dengan menggunakan flagela yang terdapat di sekeliling sel bakteri, selain itu bakteri ini juga termasuk anaerob fakultatif.

Gejala yang ditimbulkan pada tanaman anggrek jika terserang penyakit busuk lunak adalah sebagai berikut:

  1. Gejala awal serangan bakteri Pseudomonas viridiflava adalah daun yang terinfeksi akan berwarna hijau pucat.
  2. Selanjutnya tampak bercak kebasahan berwarna hijau tua dan akhirnya seluruh daun akan membusuk.
  3. Setelah itu berkembang ke arah batang. Daun dan batang yang terserang menimbulkan bau busuk. Bau busuk disebabkan oleh Pseudomonas viridiflava yang mensekresikan satu set enzim maupun isoenzim dalam jumlah besar, sehingga mampu mendegradasi kompleksitas polimer dinding sel tanman. Enzim pektinase yang merupakan faktor utama patogenesitas bakteri PBL digunakan untuk memecah pektin dalam lamela tengah dan dinding sel tanman, sehingga menyebabkan kematian jaringan tanman dan kerusakan sel.

Akibat yang ditimbulkan pada tanaman anggrek yang terserang penyakit busuk lunak adalah sebagai berikut:

  1. Tanaman yang sudah terinfeksi dan busuk kemungkinan akan mati.
  2. Terjadi proses pembusukan pada bagian daun dan batang sehingga mengganggu proses pertumbuhan tanaman.

Cara Identifikasi penyakit busuk lunak adalah yang pertama dengan eksplorasi dan isolasi Pseudomonas viridiflava pada media King’s B. Kmudian dilakukan uji patogenesitas dan virulensi untuk memastikan bahwa patogen yang diisolasi adalah penyakit yang sedang dipelajari. Pengujian ini meliputi isolasi patogen dari jaringan tanman yang terinfeksi, purifikasi isolat, uji degradasi pektat pada umbi kentang, inokulasi pada tanman inang, dan isolasi kembali. Selanjutnya pengujian morfologi dan biokimia, hal ini dilakukan dengan uji LOPAT, dimana hal ini merupakan pengujian pembeda antara Genus Pseudomonas yang menyebabkan PBL dan tidak. Ada juga uji oksidase, uji pektinase dan uji arginine dehydrolase yang kemudian diteruskan dengan penggoresan inokulum P. Viridiflava pada media King’s B.

Penyakit busuk lunak pada tanaman anggrek yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas viridiflava ini merupakan salah satu tipe parasit luka. Oleh karena itu, penyakit ini akan meningkat ketika tanaman inang terluka oleh alat-alat pertanian, udara serta disebabkan oleh serangga. Tetapi pada umumnya infeksi terjadi melalui luka-luka karena gigitan serangga menularkan bakteri.

Pembusukan akan berlangsung dengan cepat dalam udara yang lembab dan pada yang relatif tinggi. Pada lingkungan yang seperti ini dalam waktu yang singkat seluruh bagian tanaman yang terinfeksi membusuk dan tanman akan mati.

Umumnya tanman anggrek hidup epifit pada pohon dan ranting-ranting tanman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Media tumbuh inilah yang perlu dicermati, karena tanaman anggrek akan mudah terserang penyakit busuk lunak pada media yang terlampau lembab ataupun basah. Fungsi kelembaban yang tinggi untuk menghindari penguapan yang terlalu tinggi, maka dari itu kelembababan berkisar antara 60-85%. Sisa tanaman yang terinfeksi harus dipotong atau dibakar agar tidak mengganggu pertumbuhan pada bagian lainnya, karena bakteri P. Viridiflava cepat menyebar. Alat-alat pertanian yang digunakan haruslah steril, agar tidak menimbulkan luka pada tanman anggrek.  Suhu optimal untuk perkembangangan bakteri Pseudomonas Viridiflava adalah 27°C. Pada kondisi suhu rendah dan kelembaban rendah bakteri akan terhambat pertumbuhannya.

Data diolah oleh Aditya Dwi F.

Tinggalkan komentar

Penyakit Busuk Daun pada Tanaman Kentang


Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga saat ini masih merupakan masalah utama yang membatasi produk terutama untuk daerah-daerah yang mempunyai iklim tropis. Sementara, penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian OPT mempunyai resiko yang besar karena dapat menyebakan resistensi, resurgensi, pencemaran lingkungan, timbulnya residu pestisida dalam tanaman dan sebagainya. Dengan pengendalian secara hayati diharapkan dapat memberikan efek positif serta mengurangi efek samping dari penggunaan pestisida dalam pengendalian serangan organisme pengganggu tanaman. Perhatian pakar penyakit tumbuhan terhadap metode pengendalian hayati kembali ketika di Barkley pada tahun 1963 diadakan symposium internasional pengendalian hayati dengan tema “Ecology of Soilborne Plant Pathogen-Prelude to Biological Control”, buku pertama tentang pengendalian hayati terbit pada tahun 1974 oleh Baker dan Cook dengan judul “Biological Control of Plant Pathogens”. Sejumlah mikroba telah dilaporakan dalam berbagai penelitian efektif sebagai agen pangendalian hayati hama dan penyakit tumbuhan diantaranya adalah dari genus-genus Agrobacterium. Ampelomyces, Arthrobotys, Ascocoryne, Bacillis, Nematophthora, Penicillium, Pseudomonas, Sporidesminium, Trichoderma, dan Verticilium (Hasanuddin, 2003).

Trichoderma spp. merupakan jamur antagonis yang sangat penting untuk pengendalian hayati. Mekanisme pengendalian Trichoderma spp. yang bersifat spesifik target, mengoloni rhizosfer dengan cepat dan melindungi akar dari serangan jamur pathogen, mempercepat petumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil produksi tanaman, menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati. Selain itu Trichoderma spp sebagai jasad antagonis mudah dibiakkan secara massal dan mudah disimpan dalam waktu lama (Arwiyanto, 2003). Penyakit busuk umbi tanaman kentang oleh jamur pathogen Phytophthora infestans sejak lama menjadi masalah bagi para petani kentang dan penyakit ini merupakan penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama yang menyerang tanaman kentang di Indonesia (Katayama & Teramoto, 1997). Penyakit ini tergolong sangat penting karena kemampuannya yang tinggi merusak jaringan tanaman. Sampai saat ini pathogen penyebab penyakit busuk umbi kentang tersebut masih merupakan masalah krusial dan belum ada varietas kentang yang benar-benar tahan terhadap penyakit tersebut (Cholil, 1991).

PENYAKIT BUSUK DAUN PADA TANAMAN KENTANG

  1. Nama penyakit : Busuk daun dan umbi pada tanaman kentang.
  2. Penyebab :

Penyakit busuk daun pada tanaman kentang (Solanum Tuberosum) yang disebabkan oleh Jamur pathogen Phytophtora Infestans.

  1. Klasifikasi dan ciri jamur

Phytophthora infestans adalah Oomycetes yang menyebabkan penyakit hawar daun kentang dan busuk kentang. Karena serangannya dapat sangat hebat, ia menjadi penyebab kelaparan besar pada tahun 1845 dan beberapa tahun setelahnya di Irlandia dan pada tahun 1846 di Dataran Tinggi Skotlandia sehingga menyebabkan emigrasi besar-besaran ke Amerika Serikat. Hingga sekarang patogen ini masih sering dianggap sebagai anggota fungi/jamur, meskipun pada kenyataannya ia lebih merupakan protista dan lebih dekat kekerabatan taksonominya dengan alga coklat. Patogen ini dicirikan dengan morfologi sporangium yang berbentuk bulat dengan papilla pada ujungnya serta hifa yang tidak bersekat. Pada medium PDA koloni jamur berwarna putih dengan miselium yang lembut menyerupai kapas.

  1. Gejala :

Gejala yang ditimbulkan pada tanaman kentang jika terserang jamur pathogen phytophtora adalah sebagai berikut :

Gejala awal bercak pada bagian tepid an ujung daun, bercak melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Bercak dikelilingi oleh massa sporangium yang berwarna putih dengan belakang hijau kelabu. Serangan dapat menyebar ke batang, tangkai dan umbi. Perkembangan bercak penyakit pada daun paling cepat terjadi pada suhu 18 oC – 20 oC. Pada suhu udara 30 oC perkembangan bercak terhambat. Umumnya gejala baru tampak bila tanaman berumur lebih dari satu bulan, meskipun kadang-kadang sudah terlihat pada tanaman yang berumur 3 minggu.

Pembentukan penyakit busuk daun ini bervariasi sesuai kondisi lingkungan. Kelembaban relative, suhu, intensitas cahaya, dan pemeliharaan kentang itu sendiri akan mempengaruhi gejala yang timbul. Daun yang sakit terlihat berbecak – bercak pada ujung dan tepi daunnya dan dapat meluas ke bawah serta mematikan seluruh daun dalam waktu 1 sampai 4 hari; hal ini terjadi jika udara lembab. Bila udara kering jumlah daun yang terserang terbatas, bercak – bercak tetap kecil dan jadi kering dan tidak menular ke daun lainnya.

  1. Akibat :

Akibat yang ditimbulkan pada tanaman kentang yang disebabkan jamur pathogen Phytophtora adalah sebagai berikut :

  1. Dapat merusak jaringan tanaman
  2. Menurunkan produktifitas kentang
  3. Cara identifikasi :

Cara identifikasi penyakit ini adalah dengan menggunakan teknik Direct plating dengan meletakkan irisan daun / umbi kentang yang sakit pada medium PDA steril yang telah ditambah kloramfenikol dalam cawan petri steril, kemudian diinkubasi pada suhu 25oC selama 3-5 hari. Identifikasi jamur Phytophthora infestans dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis.

Bisa juga dengan menggunakan gelas benda dibersihkan dengan alcohol kemudian dipanaskan sampai bebas lemak dan debu. Gelas benda ditetesi laktofenol pada bagian tengah. Biakan jamur diambil secara aseptis menggunakan jarum ose kemudian diletakkan di atas gelas benda yang telah ditetesi laktofenol, kemudian diberi sedikit alkohol. Preparat ditutup dengan kaca penutup dan dilewatkan diatas api lalu dilihat dibawah mikroskop untuk mendapatkan ciri mikroskopiknya. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan karakteristik jamur yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan buku identifikasi Compendium of Soil Fungi karya Domsch, et al. (1980) dan Pengenalan Kapang Tropik Umum oleh Ganjar, dkk (1999).

  1. Cara penanganan             :

Cara penanganan penyakit ini adalah dengan mengunakan :

  1. Jamur Trichoderma yang bersifat antagonis, yang dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi. Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah berupa persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan lisis.
  2. Jamur rhizosfer membantu pertumbuhan tanaman melalui berbagai mekanisme seperti peningkatan penyerapan nutrisi, sebagai control biologi terhadap serangan patogen, dan juga menghasilkan hormon pertumbuhan bagi tanaman.

Data diolah oleh Shinta Oktaviana

2 Komentar

Penyakit Lodoh (Busuk Umbi Kentang) oleh Phytophthora infestans


Salah satu prioritas pengembangan agribisnis kentang di Indonesia adalah di Jawa Tengah (Wonosobo), namun produksinya masih rendah oleh serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya kapang patogen Phytophthora infestans penyebab busuk daun dan umbi tanaman kentang (Rukmana, 1997).

Penyakit lodoh ini disebabkan oleh serangan jamur patogen ganas Phytophthora infestans yang dapat menurunkan produksi kentang hingga 90% dari total produksi kentang dalam waktu yang amat singkat. Sampai saat ini kapang patogen penyebab penyakit busuk batang dan daun tanaman kentang tersebut masih merupakan masalah krusial dan belum ada fungisida yang benar-benar efektif terhadap penyakit tersebut (Cholil, 1991).

Menurut Djafaruddin, 2000, penyakit busuk daun/ batang (late blight) tanaman kentang sangat berpotensi terjadi pada daerah dingin dan lembab karena kapang patogen yang menyebabkannya mudah tumbuh dan berkembang baik pada kondisi dingin.

Pada umumnya, pathogen ini berkembangbiak secara aseksual dengan zoospora, tetapi dapat juga berkembangbiak secara seksual dengan oospora. Jamur ini bersifat heterotalik, artinya perkembangbiakan secara seksual atau pembentukan oospora hanya terjadi apabila terjadi mating (perkawinan silang) antara dua isolat P. infestans yang mempunyai mating type (tipe perkawinan) berbeda (Purwantisari, 2002).

Kapang patogen Phytophthora infestans bukan merupakan kapang asli tanah, namun biasa menyerang organ organ tanaman kentang di dalam tanah dan di atas tanah (daun, batang, cabang, akar dan umbi).

Pengendalian penyakit dengan fungisida dan bakterisida sintetis oleh para petani kentang selama ini tidak efektif dalam mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh kapang patogen. Untuk menghindari kondisi yang lebih parah, tindakan yang perlu dilakukan adalah mengganti fungisida yang biasa dipakai dengan fungisida yang berbeda bahan aktif dan cara kerjanya (mode of action).

 Penyebab Penyakit

Penyebaran spora/ patogen kapang melalui angin, air atau serangga. Jika spora sampai ke daun basah, ia akan berkecambah dengan mengeluarkan zoospora atau langsung membentuk tabung kecambah, kemudian masuk ke bagian tanaman, dan akhirnya terjadi infeksi. Spora yang jatuh ke tanah akan menginfeksi umbi, dan pembusukannya bisa terjadi di dalam tanah atau di tempat penyimpanan (Alexopoulos, et al., 1996 ). Selain itu penyebaran spora patogen Phytophthora infestans dipicu oleh keadaan lingkungan udara yang relatif lembab di atas 80%.

 Gejala Penyakit

Gejala pada daun berupa hawar (blight) atau bercak berwarna abu-abu yang berukuran besar dengan bagian tengahnya agak gelap dan agak basah. Gejala serangan pada leher akar dan akar berupa busuk berwarna hitam. Serangan pada umbi berupa busuk basah umbi yang berwarna abu-abu atau hitam. Apabila umbi diinkubasikan dalam temperatur 15 – 20oC, akan muncul konidia yang dibentuk dalam jumlah banyak, berupa tepung berwarna keabuan (Cholil, 1991).

 Cara Identifikasi

Pengambilan sampel tanaman sakit dengan meletakkan irisan daun / umbi kentang yang sakit pada medium PDA steril yang telah ditambah kloramfenikol dalam cawan petri steril, kemudian diinkubasi pada suhu 25oC selama 3-5 hari. Koloni-koloni yang tumbuh diidentifikasi untuk memastikan adanya Phytophthora infestans.

 Identifikasi jamur Phytophthora infestans dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil isolasi jamur yang berupa biakan murni, dideterminasi berdasarkan morfologi mikroskopisnya dengan menggunakan kunci determinasi jamur hingga pada marga dan jenisnya (Barnett dan Hunter, 1972; Malloch, 1997); Barnes, Ervin H., 1997).

Selain itu isolasi juga dilakukan di tanah sekitar tanaman kentang yang menunjukkan gejala penyakit dengan menggunakan metode umpan dengan menggunakan buah apel varietas Manalagi. Jamur yang diperoleh kemudian dibiakkan dalam media PDA miring dan disimpan dalam paraffin cair steril untuk uji berikutnya (Tsao, 1983). Patogen ini dicirikan dengan morfologi sporangium yang berbentuk bulat dengan papila pada ujungnya serta hifa yang tidak bersekat. Pada medium PDA koloni jamur berwarna putih dengan miselium yang lembut menyerupai kapas. Pustaka acuan pada umumnya menyebutkan bahwa penyebab penyakit busuk daun dan umbi tanaman kentang disebabkan oleh jamur patogen Phytopthora infestans (Semangun, 1989). Media paling baik untuk pertumbuhan isolat P. infestans adalah media TEA. Pertumbuhan P. infestans dengan Luas dan diameter paling cepat terdapat pada isolat umbi kentang di media TEA (I2M3) dan paling lambat pada isolat umbi kentang di media PDA.

 Cara Pencegahan atau Pengobatan

Salah satu jenis biopestisida adalah biofungisida berbahan aktif mikroorganisma sel jamur antagonis Trichoderma spp, yaitu fungisida penghambat pertumbuhan kapang patogen penyebab penyakit tanaman budidaya yang diharapkan efektif mengendalikan serangan kapang patogen Phytophthora infestans tanaman kentang serta aman bagi tanaman budidaya sebagai tanaman bukan sasaran.

Jamur-jamur antagonis tanah isolat lokal seperti Trichoderma spp dilaporkan mempunyai aktivitas antagonisme yang kuat terhadap jamur patogen dengan mekanisme hiperparasitismenya dan antibiosisnya sehingga efektif menghambat pertumbuhan kapang patogen tanaman dengan mendegradasi dinding selnya. Dinding sel kapang patogen menjadi rusak kemudian mati melalui aktivitas enzim kitinasenya. Beberapa enzim kitinolitiknya hanya toksik pada kapang patogen penyebab penyakit tanaman budidaya tetapi namun tidak pada mikroorganisma lain dalam tanah dan tumbuhan inang (Kloepper et al., 1989).

Menurut Salma dan Gunarto (1999), Trichoderma spp mempunyai kemampuan menghasilkan enzim selulase sehingga dapat merusak dinding sel kapang patogen pada kelompok jamur famili Pythiaceae seperti Phytophthora infestans.

Mekanisme penghambatan yang terjadi pada uji antagonisme ini adalah hiperparasit yang dapat diamati dengan pertumbuhan miselium Trichoderma spp. yang menutupi seluruh permukaan medium termasuk koloni Phytophthora infestans. Adanya kompetisi ruang dan makanan pada kedua jamur yang saling berinteraksi menyebabkan pertumbuhan salah satu jamur terdesak di sepanjang tepi koloninya, sehingga pertumbuhannya akan ke atas tidak menyamping. Penggunaan teknologi sonic bloom dengan suara Garengpung dengan sistem green house dapat memperlambat pertumbuhan Phytophthora infestans.

Klasifikasi

Menurut MycoBank (2013), klasifikasi Phytophthora infestans adalah kerajaan: Chromista, divisi: Oomycota, kelas: Oomycetes, ordo: Pythiales, family: Pythiaceae, genus: Phytophthora, dan spesies: Phytophthora infestans (Mont.) de Bary.

Data diolah oleh M. Toriq Maulana

1 Komentar

Penyakit Karat Daun Hemileia vastatrix B. et. Br pada Tanaman Kopi


Salah satu kendala dalam pengembangan kopi Arabik (Coffea Arabica L.) ialah penyakit karat daun, yang disebabkan oleh Hemileia vastatrix B. Br. Penyakit ini biasanya dikendalikan secara budidaya seperti penanaman lini atau jenis yang tahan, pemupukan seibang dan penguranan naungan serta secara kimia dengan menggunakan fungisida (Semangun, 2000). Pengendalian secara budidaya saja kadang-kadang belum memberikan hasil yang memuaskan sehingga masih perlu diaplikasikan fungisida. Pengendalian penyakit secara kimia dengan berbagai fungisida mahal dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan serta dapat gagal jika lingkungan sangat mendukung perkembangan penyakit. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara pengendalian yang efektif sekaligus efisien dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan seperti pengendalian hayati.

Penyebab

1.      Verticillium lecanii

Verticillium lecanii merupakan salah satu antagonis yang berpotensi menjadi agensia pengendalian hayati (Heale, 1997; Kiss, 2003). Sebelumnya telah dilaporkan (Mujim et al., 2005) bahwa Verticillium sering ditemukan pada koloni H. Vastatrix yang menimbulkan gejala penyakit karat pada daun kopi. Jamur antagonis ini lebih sering ditemukan pada tanaman kopi dengan banyak naungan dibandingkan dengan yang terjadi pada tanaman dengan sedikit naungan. Keterjadian koloni Verticillium lebih tinggi pada daun yang belum gugur dibandingkan dengan keberadaan koloni pada daun yang sudah gugur. Selain itu, Verticillium yang hidup pada uredium dan urediospora H. Vastatrix di Lampung Barat dilaporkan sebagai Verticillium lecanii (Ginting et al., 2006).

Verticillium dapat hidup sebagai mikoparasit dari uredospora dan uredium H. pastatrix dan sebagai saprofit dari bahan-bahan organik yang telah mati (Mujim et al., 2005; Semangun, 2000). Akan tetapi, keberadaan Verticillium secara alami saja umumnya tidak dapat mengendalikan penyakit karat daun kopi secara memuaskan. Dengan demikian, perlu dikembangkan metode aplikasi Verticillium di kebun kopi untuk mengendalikan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi V. Lecanii untuk mencegah terjadinya penyakit karat daun pada cakram daun di laboratorium.

2.      Hemileia vastatrix

Penyakit karat daun yang disebabkan oleh patogen Hemileia vastatrix B. et. Br. Merupakan penyakit utama pada tanaman kopi arabika. Pada tahun 1876 penyakit ini mulai dikenal di Jawa dan Sumatra. Pada tahun 1885 perkembangan perkebunan kopi di Indonesia berhenti akibat penyakit ini. Antara tahun 1986 dan 1990 produksi kopi merosot menjadi 25% dari semula (Sri-Sukamto, 1998). Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak-bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daunnya, kemudian berubah menjadi kuning tua. Di bagian ini terbentuk tepung berwarna jingga cerah (oranye) dan tepung dan ini adalah uredospora jamur H. vastatrix Bercak yang sudah tua berwarna coklat tua sampai hitam, dan kering. Daun-daun yang terserang parah kemudian gugur dan tanaman menjadi gundul. Tanaman yang demikian menjadi kehabisan cadangan pati dalam akar-akar dan ranting-rantingnya, akhirnya tanaman mati (Mahfud et al., 1998).

Dalam pembiakan dan penyebarannya, H vastatrix menggunakan uredospora yang mula mula berbentuk bulat, kemudian berubah menjadi memanjang dan bentuknya mirip dengan juring buah jeruk. Uredospora yang telah masak berwarna jingga, pada sisi luarnya dibagian yang cembung mempunyai duri-duri. Penyebaran oredospora dari pohon ke pohon terjadi karena benturan bantuan percikan air menyebabkan uredospora sampai pada sisi bawah daun. Infeksi jamur terjadi lewat mulut-mulut daun yang terdapat pada sisis bawah daun. Dalam proses infeksinya uredospora mula-mula membentuk buluh kecambah, kemudian membentuk apresorium di depan mulut kulit, selanjutnya jamur mengadakan penetrasi kedalam jaringan jamur. Disamping bantuan air, beberapa agensia lain yang berpotensi membantu menyebarkan uredosspora adalah angin, spesies trips tertentu, burung dan manusia (Sri-Sukamto,1998).

Pada kopi robusta, penyakit ini tidak menjadi masalah, sedangkan pada kopi arabika penyakit ini menjadi masalah utama. Cara pengendalian penyakit sementara ini dilakukan dengan dua cara, yaitu menanam jenisjenis kopi arabika taha, dan menyemprot tanaman dengan fungisida. Di Jawa Timur ada beberapa jenis kopi yang tahan misalnya Lini S yaitu S 795 dan jenis USDA yaitu USDA 230762 dan Karika (Mawardi, et al.. 1985). Namun jenis-jenis kopi ini terutama Kartika dilaporkan ketahannya sudah turun sehingga sehingga perkebunan lebih tertarik mengendalikan penyakit ini dengan fungisida. Fungisida yang banyak digunakan adalah tembaga( Copper sandoz, Cupravit, Cobox atau Vitigran blue) atau fungisida sistemik seperti trademefon (Bayleton 250 EC).

Dengan makin mahalnya harga fungisida dan kecenderungan harga jual kopi makin rendah, mendorong petani kurang melakukan pengendalian penyakit karat daun, sehingga penyakit ini serangannya makin berkembang. Untuk mengatasi masalah ini telah dilakukan pengkajian pengendalian penyakit karat daun menggunakan bubur bordo dengan pertimbangan (1) bubur bordo mengandung senyawa tembaga, (2) dapat dibuat sendiri oleh petani dan (3) bahannya mudah didapat dengan harga lebih murah. Masalahnya adalah belum banyak dilaporkan efektifitas bubur bordo dalam mengendalikan penyakit karat daun. Pengkajian ini bertujuan mengetahui efektifitas bubur bordo dalam mengendalikan penyakit karat daun.

Klasifikasi

1.                  Verticillium lecanii

Klasifikasi ilmiah dari Verticillium lecanii adalah sebagai berikut:

Kingdom         : Fungi

Divisi               : Ascomycota

Kelas               : Incertae sedis

Famili              : Plectosphaerellaceae

Genus              : Verticulum

Tipe Spesies    : Verticillum lecanii

 2.                  Hemileia vastatrix

Klasifikasi ilmiah dari Hemileia vasatrix

Kingdom         : Fungi

Divisi               : Basidiomycota

Kelas               : Pucciniomycetes

Ordo                : Pucciniales

Genus              : Hemileia

Spesies : Hemileia vasatrix

Hemileia vastratrix termasuk dalam filum Basidomycetes. Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler serta dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Cara perkembangbiakan generatif dengan menggunakan spora seksual, yaitu basidiospora atau sporofida. Cendawan ini memiliki spora dengan inti haploid sederhana. Spora berkecambah menjadi hifa, yang mengandung inti haploid. Hifa dapat menghasilkan spora haploid lagi atau bersatu dengan hifa lain membentuk jalinan hifa yang kompleks. Zigot dihasilkan dari dua hifa yang intinya bersatu. Zigot membelah secara meiosis. Dalam perkembangbiakannya, spermatia (sel sperma) membuahi hifa khusus penerima (reseptif) pada spermogonia dan menghasilkan urediospora. Urediospora hialin, semula bulat tetapi segera memanjang dan bentuknya mirip juring buah jeruk. Urediospora yang matang isinya berwarna jingga, sedang dindingnya tetap tidak berwarna. Sisi luar yang cembung mempunyai duri – duri, sedang sisi lainnya tetap halus (hemi leios = setengah licin). Uredospora berukuran 26 – 40 x 20 – 30 µm. Urediospora berkecambah dengan membentuk basidium, yang akhirnya menghasilkan basidiospora.

Gejala

Hemileia vasatrix

Tanaman sakit ditandai oleh adanya bercak – bercak berwarna kuning muda pada sisi bawah daun, kemudian berubah menjadi kuning tua, menghitam, lalu mengering. Di bagian bawah daun terbentuk tepung berwarna oranye, daun yang parah akan rontok, sehingga lambat laun tanaman menjadi gundul. Tanaman akan kehabisan cadangan amilum dalam akar dan rantingnya, yang akan berakibat kematian pada tanaman. Pada kopi Arabica, penyakit ini menjadi masalah utama.

 Cara Identifikasi

Uji Blotter Test

Menggunakan Uji Blotter Test, dengan tahapan sebagai berikut :

  1. Mengamati secara visual daun yang menampakkan gejala (nekrotik),
  2. Memotong bagian daun (antara yang menunjukkan gejala sakit ( kuning muda) dan yang sehat (masih hijau)).
  3. Melakukan platting terhadap daun yang sudah dipotong-potong kecil pada cawan petri yang di dalamnya sudah dialasi kertas saring lembab.
  4. Cawan petri yang berisi daun uji diinkubasi selama 7 hari dengan melakukan penyinaran 12 jam dengan NUV dan pada ruang gelap 12 jam secara bergantian.
  5. Pengamatan lebih lanjut terhadap spora dan bagian cendawan lainnya di bawah mikroskop kompon setelah 7 hari diinkubasi.
  6. Melakukan identifikasi terhadap cendawan yang diperoleh tersebut.

Data diolah oleh M. Salman AAP

Tinggalkan komentar

Penyakit Mosaik Komplek pada Tanaman Mentimun


Penyakit mosaik komplek pada tanaman mentimun (Cucumis sativus Linn.) disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus (CMV).

Cucumber mosaic virus (CMV) merupakan virus yang termasuk keluarga Bromoviridae yang merupakan jenis virus tanaman. Genusnya adalah Cucumovirus. Bentuk CMV adalah polihedral linear positif-sense dengan diameter 28 nm, beruntai tunggal RNA. Ukuran total genomnya yaitu 8,621 kb dan dibagi menjadi tiga bagian. Bagian terbesar adalah 3,389 kb; terbesar kedua adalah 3,035 kb; terbesar ketiga adalah 2,197 kb. RNA ini dikelilingi oleh lapisan p

Gejala yang ditimbulkan pada tanaman mantimun jika terserang penyakit mosaik komplek adalah sebagai berikut:

Terjadi klorosis pada daun (daun trotol kuning), belang hijau coklat. Permukaan daun berlekuk lekuk (bergelombang). Ukuran permukaan daun menjadi lebih kecil. Daun berlepuh hijau gelap (blister). Daun berbentuk mangkuk atau cawan. Bercak hijau putih pada buah.

Akibat yang ditimbulkan pada tanaman mantimun jika terserang penyakit mosaik komplek adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan terhambat sehingga tanaman terlihat kerdil. Jumlah buah sedikit dan berukuran kecil. Penurunan kualitas buah.

Cara Identifikasi

Cara identfikasi penyakit mosaik komplek adalah adalah dengan pembuatan inokulum, perbanyakan isolat virus, dan uji proteksi.

Koleksi Isolat Lapang

Isolat Virus mosaik ketimun diperoleh dari lapang sekitar Bogor. Daun tanaman yang terifeksi diambil dan diinokulasi ke tanaman N.glutinosa. Isolat yang diperoleh diberi nomor dan dikoleksi.

Pembuatan Inokulum

Inokulum yang digunakan dibuat dengan menghancurkan daun tanaman terinfeksi pada bufer fosfat pH 7.0 dengan perbandingan 1 : 10 (berat (g) /volume (ml)). Cairan peranan tersebut diinokulasikan secara mekanis ke daun tanaman dengan mengoleskan cairan tersebut dan sebelumnya ditaburi dengan Carborundum 320 mesh.

Perbanyakan Isolat Virus

Semua isolat diinokulasikan secara seri dengan lesio tunggal ke tanaman C. amaranticolor. Selanjutnya isolat diperbanyak pede tanaman N. tabacum. Daun tanaman N. tabacum yang terinfeksi digunakan sebagai sumber virus untuk mempelajari gejala pada tanaman indikator dan material untuk analisa RNA untai ganda dan satelitnya.

Cara Penularan

Penyakit mosaik komplek pada tanaman mentimun dilakukan oleh serangga yang berperan sebagai vektor (pembawa). Serangga merupakan kelompok terbesar dari vektor-vektor virus tanaman, terutama vektor-vektor virus tanaman yang menyebabkan infeksi tanaman yang secara ekonomis cukup berarti. Kebanyakan serangga vektor virus tanaman adalah bangsa Hemiptera (Heteroptera dan terutama Homoptera). Serangga ini mempunyai alat mulut penusuk dan pengisap. Jenis serangga yang dapat menjadi vektor yang sangat efisien, yaitu kutudaun (Aphids) dan wereng daun (leafhopper), wereng batang (planthopper), wereng pohon (treehopper). Dan juga Bemisia spp. (whiteflies) Species kumbang (Coleoptera), Thrips spp. dengan alat mulut tipe pemarut dan pengisap merupakan vector virus. Disamping serangga, kelompok Acarina (tungau) dari dua famili yaitu Tetranichydae dan Eryophyidae juga dapat menjadi vektor virus.

Cara Pengendalian

Penghilangan Sumber Inokulum

Penggunaan benih atau bibit tanaman bebas virus merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghindarkan terjadinya epidemi penyakit virus. Usaha menghilangkan sumber infeksi dapat dilakukan dengan: Menghilangkan gulma dan tanaman inang lainnya (Tanaman sisa dari musim sebelumnya merupakan sumber infeksi yang potensial untuk tanaman baru, sehingga perlu dimusnahkan (eradikasi).

Menghindari Sumber Infeksi

Menghindari sumber infeksi merupakan salah satu cara untuk mengurangi terjadinya epidemi penyakit. Beberapa tindakanyang dapat dilakukan untuk menghindari sumber infeksi adalah sebagai berikut: Melakukan pergiliran tanaman, Menanam pada areal yang terisolasi, penggunaan benih dan bibit yang bebas virus yang berarti meniadakan sumber infeksisehingga bisa menunda terjadinya epidemi penyakit virus di lapangan, menghindari vektor, khusus untuk kebun pembibitan, pemilihan lokasi yang bebas vektor virus merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan benih yang bebas virus.

Penggunaan Varietas Tahan

Pengendalian Vektor

Aplikasi insektisida lebih efektif digunakan untuk mengendalikan vektor virus yang mempunyai sifat persisten dibanding yang nonpersisten. Pengendalian secara nonkimiawi dapat dilakukan dengan cara: penggunaan tanaman pembatas (barrier crop), mulsa berefleksi, dan menggunakan minyak mineral.

Pengendalian Dengan Proteksi Silang

Pengendalian Dengan Tanaman Transgenik

Terdapat dua tipe ketahanan tanaman transgenik terhadap virus yaitu 1) ketahanan yang khas terhadap virus asal gen dan 2) ketahanan spektrum luas yaitu mempunyai sifat ketahanan terhadap virus lainnya. Akan tetapi penggunaan tanaman transgenik dalam usaha tani tembakau terutama tembakau cerutu mendapat penolakan dari pasar sehingga belum dapat dilakukan.

Data diolah oleh Faris G. Ghaisani